Ketika Eksim Tidak Merespon Steroid: Menjelajahi Pengobatan Alternatif

0
18
Ketika Eksim Tidak Merespon Steroid: Menjelajahi Pengobatan Alternatif

Dermatitis atopik (eksim) adalah kondisi peradangan kulit kronis yang menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan rasa tidak nyaman yang hebat. Meskipun steroid topikal sering kali menjadi garis pertahanan pertama, steroid topikal tidak selalu efektif, terutama untuk penatalaksanaan jangka panjang. Artikel ini menguraikan apa yang terjadi ketika steroid gagal mengendalikan serangan eksim dan menguraikan semakin banyak pengobatan alternatif yang tersedia saat ini.

Mengapa Steroid Topikal Tidak Selalu Cukup

Steroid topikal dapat dengan cepat mengurangi peradangan selama eksim kambuh. Namun penggunaan jangka panjang dapat menipiskan kulit sehingga lebih rentan. Dermatologis umumnya merekomendasikan penggunaan jangka pendek saja.
Masalah intinya? Eksim jarang disebabkan oleh satu faktor saja. Eksim sering kali dipicu oleh kombinasi kecenderungan genetik, iritasi lingkungan (seperti udara kering atau tungau debu), alergi, dan bahkan stres. Jika pemicu yang mendasarinya tidak diatasi, steroid hanya menutupi gejalanya, bukan menyembuhkannya.

Resep Topikal Selain Steroid

Ketika steroid tidak lagi meredakan nyeri, dokter kulit beralih ke berbagai resep topikal nonsteroid:

  • Inhibitor Kalsineurin (Pimecrolimus, Tacrolimus): Krim ini menekan respons imun pada kulit, mengurangi peradangan tanpa efek samping steroid jangka panjang.
  • Inhibitor PDE-4 (Crisaborole, Roflumilast): Obat-obatan ini meredam sistem kekebalan yang terlalu aktif dengan memblokir enzim yang disebut PDE4, sehingga mengurangi rasa gatal, bengkak, dan ruam.
  • Inhibitor JAK (Ruxolitinib): Ini memblokir sinyal peradangan spesifik dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga menawarkan pendekatan yang lebih tepat sasaran.
  • Agon Reseptor Hidrokarbon Aryl (Tapinarof): Ini bekerja untuk memperbaiki pelindung kulit dan mengurangi peradangan.

Obat topikal ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan, tergantung pada tingkat keparahan dan frekuensi kambuhnya penyakit.

Pengobatan Sistemik: Ketika Kulit Sedalamnya Tidak Cukup

Untuk kasus yang parah, obat sistemik bekerja di seluruh tubuh untuk mengurangi peradangan:

  • Inhibitor JAK (Abrocitinib, Upadacitinib): Inhibitor JAK oral menargetkan jalur inflamasi secara sistemik. Meskipun hasilnya tidak langsung terlihat, rasa gatal sering kali membaik dengan cepat.
  • Biologis (Dupilumab, Lebrikizumab, Nemolizumab, Tralokinumab): Suntikan ini menargetkan bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh, menghalangi pembawa pesan kimia yang mendorong peradangan.
  • Imunosupresan (Siklosporin, Methotrexate, Azathioprine, Mycophenolate): Lebih tua namun masih efektif, obat-obatan ini secara luas menekan sistem kekebalan. Opsi ini biasanya disediakan untuk kasus-kasus parah ketika opsi lain gagal.

Kortikosteroid oral yang lebih tua seperti prednison jarang direkomendasikan karena efek samping yang signifikan.

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis

Jika perawatan yang biasa Anda lakukan tidak berhasil, inilah saatnya menemui dokter kulit. Tanda-tandanya antara lain:

  • Gatal yang hebat dan terus-menerus
  • Lepuh berisi cairan atau pengerasan kulit
  • Pembengkakan
  • Gangguan tidur karena gejala
  • Meningkatkan sensitivitas kulit
  • Ruam yang meluas
  • Demam atau rasa hangat di sekitar area yang terkena

Perawatan untuk eksim bersifat berulang. Dermatologis menyesuaikan terapi berdasarkan pengendalian gejala, dimulai dengan pilihan potensi rendah dan ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Intinya

Steroid topikal adalah pengobatan awal yang berguna untuk dermatitis atopik, namun bukan merupakan solusi jangka panjang. Semakin banyak obat resep non-steroid—baik topikal maupun sistemik—menawarkan alternatif yang efektif, seringkali dengan efek samping yang lebih sedikit. Menemukan pengobatan yang tepat mungkin memerlukan kesabaran dan kolaborasi dengan dokter kulit.