Diet Anti-Peradangan untuk Eksim: Apa Kata Sains

0
13

Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kulit umum yang dipicu oleh berbagai faktor kompleks – mulai dari cuaca, alergi, hingga pola makan. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara pasti, penelitian terbaru menunjukkan bahwa diet anti-inflamasi dapat membantu mengatasi gejala dan mengurangi kekambuhan. Pendekatan ini bukan berarti menghilangkan makanan secara sembarangan; ini tentang mengurangi peradangan kronis secara strategis, penyebab disfungsi pelindung kulit pada eksim.

Mengapa Peradangan Penting untuk Eksim

Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, jika penyakit ini menjadi kronis —artinya penyakit ini menetap bahkan tanpa ancaman yang jelas—penyakit ini dapat merusak jaringan, termasuk kulit. Pada eksim, peradangan kronis ini melemahkan pelindung kulit, sehingga lebih rentan terhadap iritasi dan alergen.

Mikrobioma usus memainkan peran penting dalam hal ini. Usus yang tidak seimbang (disbiosis) dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang kemudian memengaruhi kulit melalui poros usus-kulit. Usus yang sehat, didukung dengan pola makan yang beragam, dapat mengurangi beban peradangan ini.

Prinsip Inti Diet Anti Peradangan

Tujuannya adalah memprioritaskan makanan yang mengurangi peradangan dan meminimalkan makanan yang mempromosikan peradangan. Komponen utamanya meliputi:

  • Buah dan Sayuran: Kaya akan antioksidan dan fitonutrien yang melawan peradangan.
  • Biji-bijian Utuh: Menyediakan serat dan nutrisi tanpa gula rafinasi yang ditemukan dalam biji-bijian olahan.
  • Kacang-kacangan dan Biji-bijian: Sumber lemak sehat yang baik, termasuk omega-3, yang bersifat anti inflamasi.
  • Kacang-kacangan: Protein nabati dengan sifat anti-inflamasi.
  • Herbal dan Rempah: Kunyit dan jahe, khususnya, memiliki senyawa antiinflamasi yang kuat.
  • Ikan Kaya Omega-3: Salmon, sarden, dan ikan berlemak lainnya menyediakan asam lemak esensial.
  • Minyak Zaitun: Sumber lemak sehat yang dikaitkan dengan berkurangnya peradangan.

Makanan yang Harus Dibatasi atau Dihindari:

  • Minuman yang Dimaniskan dengan Gula: Meningkatkan peradangan dan ketidakseimbangan usus.
  • Makanan yang Digoreng: Tinggi lemak inflamasi.
  • Daging Olahan: Seringkali mengandung zat aditif inflamasi.
  • Makanan Panggang yang Dibeli di Toko: Biasanya mengandung gula rafinasi dan lemak tidak sehat.

Apa yang Ditunjukkan Penelitian

Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 dapat secara langsung memperbaiki peradangan kulit pada eksim. Pola makan nabati, kaya buah-buahan, sayur-sayuran, dan serat, juga dikaitkan dengan peningkatan fungsi pelindung kulit dan pengurangan gejala. Sebaliknya, tingginya konsumsi makanan proinflamasi dikaitkan dengan prevalensi dermatitis atopik yang lebih tinggi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian sedang berlangsung. Efek pasti dari pola makan berbeda-beda pada setiap orang, dan perubahan pola makan saja tidak mungkin menyembuhkan eksim. Sebaliknya, mereka dapat menjadi bagian berharga dalam strategi pengelolaan yang lebih luas.

Kesehatan Usus dan Eksim: Hubungannya

Mikrobioma usus sangat mempengaruhi kesehatan kulit. Mikrobioma usus yang tidak seimbang dapat memicu peradangan sistemik, sehingga memperburuk gejala eksim. Pola makan anti-inflamasi yang beragam mendukung kesehatan usus, menyediakan bahan bakar bagi bakteri menguntungkan. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan kulit.

“Ada hubungan yang jelas antara kesehatan usus dan eksim melalui poros usus-kulit. Mikrobioma usus yang sehat sangat penting untuk mencegah disbiosis dan mengurangi peradangan yang dapat memperburuk kondisi kulit.”

Intinya

Diet anti-inflamasi bukanlah obat yang berdiri sendiri untuk eksim, namun merupakan alat yang berpotensi berharga untuk mengelola gejala. Dengan memprioritaskan makanan utuh yang tidak diolah dan meminimalkan pemicu peradangan, seseorang dapat mengurangi peradangan sistemik, meningkatkan kesehatan usus, dan mendukung kulit yang lebih sehat.

Ilmu pengetahuan masih terus berkembang, namun hubungan antara pola makan, peradangan, dan eksim menjadi semakin jelas.